SMart merupakan perspektif penguatan akses literasi sains bagi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan. Penguatan dimaksud adalah terlait pemahaman sains/teknologi untuk mengelola sumberdaya alam pesisir teluk Tomini secara berkelanjutan.

Literasi sains ?

  • Pemahaman sains dan aplikasinya bagi kehidupan masyarakat (Paul de Hart).
  • Kapasitas pengetahuan ilmiah untuk membuat keputusan terhadap masalah tentang alam (OECD/ PISA).
  • Fokus pada implikasi problem dalam masyarakat (lokal, regional, nasional).

Untuk apa SMart ?

  • Mendekatkan pola pikir dan proses sains dalam pengelolaan sumberdaya alam bagi kehidupan.
  • Mengembangkan pola pengelolaan dan perlindungan sumberdaya alam dengan muatan sains, teknologi/TI dan kearifan lokal yang mendukung kehidupan dan keberlanjutannya.

Bagaimana pola pendekatan dan sasaran ?

  • Pendampingan/advokasi terprogram; kelompokmasyarakat.
  • Sekolah lapang/Lab. Alam (green school); kelompok masyarakat dan anak sekolah.
  • Pengembangan (materi) pembelajaran “konteks“ SDA dan kearifan lokal; sekolah (SD) dan peserta didik.

SMarT (Sekolah Mangrove Tomini) Gorontalo

Tujuan; menguatkan pemahaman sains/teknologi untuk mengelola sumberdaya alam pesisir teluk Tomini berkelanjutan.
Sasaran; kelompok rumah tangga nelayan
Kegiatan:

  • Pendampingan kelompok perempuan: pelatihan pemanfaatan buah mangrove jadi bahan pangan;
  • Pelibatan aktif masyarakat pada penelitian/pengembangan konservasi hutan mangrove.
  • Penangkapan ikan di perairan pesisir dengan kearifan lokal Bajo; modifikasi bubu bongkar pasang;
  • Pengembangan materi ajar SD dengan muatan potensi SDA pesisir dan konservasinya;
  • SMART = sahabat mangrove terdidik; mengenalkan anak pesisir dengan konsep sains di ekosistem hutan mengove.

SMArt (Sekolah Mohuyula Agroforestry Tumba)

Tujuan: menguatkan pemahaman sains/ teknologi untuk mengelola
lahan/ sumberdaya alam/hutan.
Sasaran; kelompok petani/ladang tetap
Kegiatan:

  • Pendampingan kelompok perempuan: keterampilan membuat produk dan pemasaran: VCO, cacao, pupuk organic;
  • Pelibatan aktif kelompok petani dalam penelitian/pengembangan konservasi lahan miring dengan tanaman budidaya;
  • Pertanian berbasis kearifan lokal (huyula); “panggoba”
  • Pengembangan materi ajar SD dengan muatan potensi lokal hutan/alam Tumba dan konservasinya;
  • START = sahabat tarsius terdidik; mengenalkan anak pada florafauna (endemik) di ekosistem hutan dan konservasinya.

Simpulan

SMART program (diharapkan) menguatkan akses literasi sains dan teknologi pada masyarakat pedesaan guna mendukung pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan tanpa meninggalkan nilainilai (didik) lokal.